Selasa, 13 Oktober 2009

SILAT TRADISONAL SEBAGAI ILMU BELADIRI YANG MURNI



Silat sejak lama memiliki ke khas dalam teknik beladiri, olahraga ini memang tidak hanya menampilkan jurus beladiri namun juga kaidah berupa gerakan dan teknik. hingga prasangka orang awam maupun praktisi beladiri lain yang mengenal pencak silat hanya dari kulitnya saja akan menilai pencak silat sebagai olahan gerak yang bertele-tele. Hingga seorang praktisi beladiri dari mancanegara (luar negeri) yang biasa mendalami beladiri kareta, menilai bahwa silat tidak ubahnya seperti tarian yang tidak efektif sebagai beladiri.

Hal ini menunjukkan kurang pahamnya mereka terhadap beladiri silat, dan penilaian lainnya adalah bahwa silat lebih bagus ditonton sebagai beladiri hiburan yang mampu dipragakan di atas panggung dimana pesilat tersebut sudah hapal dengan teknik yang dipragakannya. Dan memang jurus pencak nan indah bagi mata orang awam gerak tersebut layaknya sebuah tarian yang lincah, indah dan tidak nampak pukulan yang keras seperti beladiri pada umunya yang menampakkan kekuatan fisik semata.

Namun jangan salah sangka gerak tarian tersebut adalah rangkain sebuah jurus yang dipertontonkan kepada masyarakat agar lebih mengenal kembali pencak silat yang sempat terlupakan oleh kita semua, tentunya itulah silat tradisional yang akhir-akhir ini kembali dihidupkan melalui ragam festival yang berlangsung beberapa waktu lalu.

Bila sempat terbenam dari gemerlapnya beladiri Import, silat tradisional memiliki mainan gerak beladiri yang ampuh, serangan maupun pertahanan sebagai teknik beladiri ternyata dapat mampu melumpuhkan lawan dengan hanya beberapa gerakan saja. Sayangnya silat tradisional tidak mampu membuktikan keperkasaannya dalam kancah olahraga beladiri prestasinya IPSI karena pada umumnya silat tradisional memang lebih mantap dalam pertarungan bebas, dan sayangnya dipertarungan bebaspun belum banyak pesilat yang mau menunjukkan bahwa silatpun ternyata adalah Ilmu beladiri yang ampuh.

Ragamnya aliran pencak silat di Nusantara membawa kekayaan tersendiri dalam pencak silat, salah satunya adalah Perguruan pencak silat BENTENG PERSADA yang berdiri pada tanggal 25 mei 1995 di Dk.Lamaran sitanggal Kec.Larangan Kab.Brebes Jawa tengah adalah Perguruan pencak silat tradisonal yang mempunyai 3 prinsip dan tujuan utama yaitu :1.Melestarikan budaya bangsa yang berupa pencak silat.2.Memasyarakatan olahraga dan mengolahragakan masyarakat sehingga menjadi masyarakat yang sehat.3.Menumbuhkan rasa persaudaraan khususnya antar anggota perguruan.

Tidak ketinggalan dengan Silat dalam seni, yang sejak lama menjadi ciri khas yang tidak bisa dipisahkan, selain mengandung unsur kesenian yang bercitra rasa tinggi menyebabkan silat membawa misi yang unik selain pestasi namun juga filosofi yang tidak bisa dipasahkan dari pencak silat itu sendiri.

Lalu bagaimana dengan beladiri dalam pencak silat, yang nyatanya unsure beladiri sedikit terlupakan atau memang tidak menjadi pembinaan khusus menyebabkan pencak silat kehilangan imege sebagai beladiri yang murni dan bahkan seolah-olah di kebiri dengan antusiasnya pesilat maupun perguruan yang berorientasi prestasi menyebabkan unsur beladiri yang ada dalam pencak silat menjadi sedikit hilang.

Kalau pun demikian silat tradisional yang banyak orang sangka lebih memfokuskan pada seni yang nyatanya silat tradisional malah lebih menyimpan dan menjaga kemurnian pencak silat dalam kegiatan dalam latihannya. dan ini bisa kita lihat dari beberapa aliran silat tradisional yang telah di coba digali kembali kandungannya.

Penyebutan silat tradisional lebih memfokuskan pada perkembagan dan organisasinya, karena hampir dipastikan seluruh silat itu adalah tradisional hanya saja perbedaan pengelolaan yang baik menjadikan silat tersebut lebih modern dan berkembang dengan pesat dan silat yang hadir dalam organisasi keluarga inilah yang kadang disebut sebagai silat tradisional yang kurikulumnya pun terkadang belum ada hingga cara pengajarannya pun masih sangat terbatas.

Tinggal saatnya bagaimana melestarikan dan membuktikan bahwa silat tradisionalpun mampu berperan sebagai pelopor beladiri yang dapat dilestarikan, karena memang memiliki kekhasan dalam tekniknya. Tentunya silat tradisionalpun adalah asset bangsa yang harus dijaga oleh kaum muda, dan kapan kita bisa menjaganya?.

Rabu, 24 Juni 2009


Anak - anak benteng persada "enak ni nurkolis"

Sabtu, 13 Juni 2009

PANCA PRASETYA BENTENG PERSADA

PANCA PRASETYA
BENTENG PERSADA

A'UDZUBILLAAHIMINASYAITHOONIRROJIM
BISMILLAAHIRROKHMAANIRROKHIIM
ASYHADUALLAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADARROSUULULLAAH

Kami Siswa - Siswi Benteng persada Berjanji bahwa :
1.Bertaqwa Kepada Allah Swt.
2.Bersifat Kesatria dan Mengutamakan Persahabatan .
3.sanggup memelihara dan menanamkan budi pekerti mulia.
4.Siap sedia menolong sesama manusia serta mentaati Tata tertib perguruan.
5.Menjunjung nama baik orang Tua , bangsa dan negara Serta agama.
LA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAAHIL'ALIYYIL'ADZIIM


ARTI dari lambang perguruan Secara Terpisah:
1.BUNGA MELATI Melambangkan KEBENARAN.
2.BERJABAT TANGAN Melambangkan PERDAMAIAN.
3.TRISULA Melambangkan TIGA UNSUR KEKUATAN yang terdiri dari KUATAN FISIK, KEKUATAN BATIN dan KEKUATAN OLAH FIKIR.
Adapun ARTI LAMBANG SECARA UTUH adalah:APABILA KEBENARAN TIDAK BISA DITEGAKKAN DENGAN KEBENARAN MAKA KITA TEGAKAN DENGAN KEKUATAN.

Kamis, 11 Juni 2009

Rabu, 10 Juni 2009

MARS PPS BENTENG PERSADA

KAMI PUTRA - PUTRI BENTENG PERSADA

BERJUANG MEMPERTAHANKAN NEGARA

MENGGALANG PERSATUAN DAN KESATUAN

MENEGAKAN KEBENARAN DAN KEADILAN 

BERKAT RAHMAT ILAHI

KAMI MAJU BERANI

MANGANGKAT DERAJAT NEGRI

AGAR TETAP DISEGANI

WAHAI GENERASI PUTRA PERSADA 

MARI KITA BANGKIT DAN BERJUANG 

DEMI NEGERI YANG TERCINTA

AGAR TETAP AMAN SENTOSA

YA ALLAH YA TUHAN KAMI

ROBBUL INSANI

AMPUNILAH DOSA - DOSA KAMI

DEKATKAN DENGAN RIDOMU ROBBI

AMPUNILAH DOSA - DOSA KAMI DEKATKAN DENGAN 

RIDO MU ROBBI.........

Konflik Diri

Antara sadari atau tidak perjalanan semakin jauh meninggalkan pengalaman dan kenangan, namun sehingga kini hanya kesunyian menjadi teman yang paling setia…….
Dan sesekali mengenang kembali kedukaan lalu, mengimbau kehilangan yang berulang………mencari kekuatan mencari kekuatan dalam diri sendiri…….
Sehingga diri menerima hakikat dan kesunyian adalah suatu anugerah ujian yang Esa.
Kembali mencaoa bangun membina dan menanti harapan kerana aku diajar agar tidak berputus asa pada rahmat-Nya. Berusaha dan bangun kembali….mencari seribu harapan………
Dan akhirnya harapan yang ditabur terus tinggal harapan, sehingga menjelma ingatan yang menganggu fikiran. Menerima hakikat kehidupan, mengalih kedukaan membina kejayaan tanpa hiraukan rasa yang ada. Untuk diabadikan di Afzan pada sebuah harapan yang hanya sekadar mimpi-mimpi kehidupan. Apakah Afzan akan menjadi medan mimpi indah atau mimpi ngeri kehidupanku.
Biarkan semua kenangan pahit itu berlalu kerana dibalik itu pasti tersembunyi hikmahnya. Sesekali bersyukur atas ujian ini menjadikan lebih tabah dalam kehidupan.
Begitulah perjalanan kehidupanku meniti baris-baris kasih dengan penuh ranjau berduri. Sesekali terjatuh berdarah, bangun dan akhirnya terjatuh kembali. Sehingga pengalaman itu membentuk satu ukiran indah yang mengatakan seterusnya langkah ini perlu dilalui dengan penuh hati-hati. Sesekali ingin membuka kembali hati ini mencari ruang berkasih, namun pengalaman dan diri mengatakan bahwa suatu kepastian adalah kesepian……..
Sesungguhnya perjalanan itu bila direnungi kembali penuh keindahan yang mengajar arti kedewasaan dan kematangan. Mungkin dibalik itu jua ia mengajar arti kemandirian yang rendah dan sikap kompleksiti dalam menghadapi inferior self-conflict. Semoga ketenangan yang hakiki dimohon pada-Nya dan semoga hari mendatang akan memberikan surya yang indah.
Sehingga kini aku akan terus menghadapi segalanya, mungkin berasaskan upaya pengendalian yang tidak pasti sama ada berhati-hati atau sekadar ketidak keyakinan dalam diri. Mungkin ini merupakan suatu konflik diri yang akan memberikan apakah kebaikan atau kelemahan. Mestikah ku beri peluang pada diri ini untuk kali terakhirnya…itulah konflik diri…………